Asset Turnover Ratio Adalah
Gunakan Teknologi dan Sistem Informasi
Investasikan dalam teknologi, seperti perangkat lunak manajemen persediaan dan sistem informasi, untuk meningkatkan visibilitas dan kontrol atas persediaan. Automatisasi dapat membantu mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan akurasi data.
Baca juga: Inventory Write-Off adalah: Arti, Proses, Strategi Menghindari
Analisis Asset Turnover Ratio
Analisis asset turnover ratio melibatkan evaluasi rasio ini dalam konteks industri, sejarah perusahaan, dan perbandingan dengan pesaing. Beberapa poin penting dalam analisis ini meliputi:
Asset Turnover Ratio: Pengertian, Rumus, dan Manfaat dari Perhitungannya
Aset adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan untuk mendatangkan pendapatan.
Berkaitan dengan hal ini, terdapat istilah asset turnover ratio yang menggambarkan seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya.
Seperti diketahui, ada kalanya perusahaan terlanjur membeli sebuah aset, namun tidak menggunakannya secara maksimal.
Padahal, semakin efisien perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan asetnya, maka akan semakin tinggi pula penghasilan yang bisa didapatkannya.
Karena itu, artikel berikut ini akan membahas lebih lanjut mengenai pengertian dari asset turnover ratio, beserta rumus perhitungannya, informasi yang bisa diperoleh terkait hasil perhitungannya, serta manfaat dari perhitungannya.
Cara Meningkatkan Inventory Turnover Ratio
Pemantauan Efektivitas Strategi Bisnis
Perubahan dalam ITR dapat memberikan informasi tentang seberapa baik strategi bisnis perusahaan berfungsi. Pemantauan secara berkala dapat membantu dalam penyesuaian strategi yang diperlukan.
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
Total asset turnover adalah bagian dari rasio aktivitas yang sering kamu lihat di laporan keuangan. Lebih lanjut mengenai pengertian dan rumus total asset turnover bisa kamu simak dalam artikel berikut ini.
Baca juga: 12 Konsep Dasar Akuntansi dalam Laporan Keuangan
Berapa nilai standar rasio perputaran aset yang bagus?
Nilai standar yang dianggap baik dapat berbeda-beda, tetapi sebagai panduan umum, rasio perputaran aset di atas 1 dianggap positif. Artinya, perusahaan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada nilai total asetnya.
Pertumbuhan Pendapatan
Jika Total Asset Turnover meningkat, artinya perusahaan lebih efisien dalam menghasilkan pendapatan dari asetnya. Hal ini dapat menunjukkan kinerja yang baik dan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan minat investor dan mendorong kenaikan harga saham.
Total Asset Turnover juga dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Jika perusahaan mampu menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dengan aset yang ada, hal ini dapat meningkatkan laba perusahaan. Profitabilitas yang lebih tinggi cenderung menarik minat investor dan dapat berdampak positif pada harga saham.
Bagaimana Cara Menghitung Asset Turnover Ratio?
Menghitung rasio perputaran aset Anda bisa dilakukan dengan proses tiga langkah cepat. Jika Anda menggunakan software akuntansi, Anda dapat menemukan angka-angka ini di laporan laba rugi dan neraca Anda. Jika tidak, Anda harus menemukannya di buku besar atau spreadsheet manual Anda.
Untuk memulai, Anda mengikuti langkah-langkah ini.
Apa Itu Asset Turnover Ratio?
Asset turnover ratio atau rasio perputaran aset mengacu pada suatu pengukuran untuk melihat bagaimana perusahaan dapat menghasilkan suatu pendapatan relatif melalui aset-asetnya.
Hasil dari pengukuran ini dapat menjadi gambaran perusahaan mengenai pengelolaan aset melalui perspektif yang lebih luas.
Ukuran dari hasil pengukuran ini dapat berbeda-beda antara satu bidang industri dengan bidang industri lainnya. Namun, umumnya nilai rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan berhasil memanfaatkan aset dengan efisien.
Sebaliknya, nilai rendah dapat menunjukkan inefisiensi dan perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap kinerjanya untuk memperbaiki hal ini.
Hasil yang rendah biasanya dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti buruknya pengelolaan manajemen, kurangnya maintenance rutin, metode pengumpulan data yang buruk, dan manajemen inventaris yang tidak terkelola dengan baik.